Sejatinya, lelaki berpasangan dengan wanita.
Itulah sebabnya, walau menciptakan banyak ruh, tapi Tuhan hanya
menciptakan Adam dan Hawa. Dari rahim yang dibuahi, Tuhan meniupkan ruh
agar tumbuh keturunan di muka bumi.
Jika kamu merasa terperangkap di tubuh yang salah, hakikatnya sama
dengan menyalahkan Tuhan yang meniupkan ruh ke tubuhmu. Ingatlah…Tuhan
tak pernah salah.
***
“Aku tak pernah mencintaimu Lang…tak pernah..bahkan sedikitpun tak pernah”
Aku hanya terdiam mendengar ucapan Widya. Kubiarkan Widya berbicara kembali.
“Hatiku hanya bergetar saat dekat dengan wanita, napsuku membuncah saat
memeluk mereka…tapi tak pernah sedikitpun hatiku bergetar saat dekat
denganmu …maaf Lang, aku seorang lesbian”
Aku terkejut dan Widya melihat keterkejutan itu lewat mataku.
“Sekali lagi maaf Lang”
Kutarik nafas ku pelan dan dalam, kemudian kuberkata
“Akan kubuat kau jatuh cinta padaku”
***
Gila…ini memang gila, aku jatuh cinta pada seorang lesbian. Dan sudah jelas, dia menolakku.
Tapi aku bahagia bisa jatuh cinta.
Terkadang diperlukan kegilaan untuk merubah dunia atau setidaknya merubah jalan hidup kita.
Hanya diperlukan satu langkah, mungkin dua langkah atau entahlah…yang jelas diperlukan keberanian untuk memulai.
Aku mulai mencoba mempelajari tentang penyebab seorang menjadi lesbian,
mulai dari kromosom, gaya hidup sampai masalah kejiwaan. Aku mulai
semakin masuk dalam kehidupan Widya.
Terkadang aku bertanya pada diri sendiri, apakah yang kulakukan hanya
karena ego ku semata sehingga aku terlalu naif untuk memaksa Widya
berubah seperti keinginanku.
Satu hal yang menjadi keyakinanku…cinta layak untuk diperjuangkan.
***
Pada siapa jiwa ini kau berikan?
Aku menjawab, akan tetap kunanti rembulan.
Jika sang pagi akan datang sedangkan rembulan tak nampak bersinar?
Aku menjawab, akan kupadamkan mentari
Lalu…Biarlah malam menjadi tetap malam
“Aku tak pernah lelah menantimu Wid”
“Jangan terlalu naif Lang…aku bahagia dengan keadaanku sekarang”
“Tapi jalan yang kaupilih menyimpang Wid…akuilah kalau kau tersiksa dengan keadaan itu”
“Bukan cuma kamu yang bilang hal itu meyimpang. Terkadang aku merasa kalau aku terperangkap di tubuh yang salah, tak seharusnya jiwaku ini berada ditubuh wanita…yah, cuma itu yang mengganggu pikiranku Lang”
“Widya..Widya..pernahkan terpikir olehmu, apa yang kita alami di dunia ini hanya ujian dari Tuhan”
Kemudian Widya diam dan menatapku tajam. Aku membalas tatapan matanya, mencari setitik api cinta di matanya…ternyata tak kutemukan titik itu.
Kuberanikan diri mendekap Widya, kemudian mencium bibirnya. Widya membalas ciumanku, terasa dingin sekali lalu perlahan kulepaskan.
“Aku menciummu bukan karena aku ingin, tetapi hanya karena kamu menciumku Lang”
“Maafkan aku Wid”
“Setidaknya kamu tau Lang, jangankan cinta…napsu pun tak ada dijiwaku untukmu. Tapi bagaimanapun juga, aku berterimakasih padamu Lang…kau teman terbaik yang pernah aku miliki”
***
Lelucon seringkali tak membuat tawa tetapi penderitaan seringkali mampu membuat kita tertawa. Seringkali kita mengeluh saat hujan tiba padahal disaat yang sama, ada orang lain yang menari gembira bersama hujan.
Itulah hidup, yang terkadang tak seperti yang kita inginkan. Bagaimanapun juga harus dijalani.
Dan aku akan menjalaninya tanpa Widya.
***
Penulis :
Lihat sumbernya : http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/05/10/aku-mencintaimu-walau-kau-seorang-lesbian/
0 komentar