Bait Sebatang Pohon Tua

Diposting oleh Unknown Kamis, 28 Maret 2013 ,

 telah semakin rapuh hidupku

bergelut bersama panas dingin melulu

pada cuaca yang semakin tak tentu

kadang lembab kadang berdebu

dan kini harap layu

sekeliling nyaris tak kutemui tumbuh

generasi penerus yang akan menggantikan ini tubuh

kecuali sedikit jumlah tiada tentu

dan saling jauh

-

generasi yang aku tahu

tak mampu jua berikan teduh

meranggas tunas usang terhidu

pada lahan yang kini sudah tak lagi pada mutu

dan air lalu tiada terserap utuh

tersesat pada lapis-lapis tebing kaca pasir jua batu

yang nyata berdiri angkuh

-

“tolong, jangan tebang aku”

ratap saudaraku lalu

hanya menjadi bisikan bisu di angin lalu

pada tangan-tangan angkuh

tiada ragu babat sudah satu persatu

hingga penjuru

hingga sudut yang tiada pernah aku tahu

tak terbilang sungguh

-

manusia, masihkah tidak kau pedulikan itu

dan tetap turutkan segala mau

segala hendak yang lekat bersama nafsu

saat bumi yang kau tunggu

benar-benar kehilangan rasa teduh?

jawab itu jawab kataku

pun hanya dengan bisik hatimu

jika memang kau masih punya segumpal darah itu

dan kalau kau dengar suaraku

tentu

-

Bengkulu, 29 Maret 2013

Catatan Si Kucing Hitam

Penulis :

Sumber : fiksi.kompasiana.com

Share on :


Artikel Terkait:

1 Responses to Bait Sebatang Pohon Tua

  1. Blogwalking!

     

Posting Komentar

Adsense Indonesia

Followers

Berita Populer Minggu Ini