Pak, Tolong Jangan Sampai Meleset ya...!!!
“pak apa tidak bisa kayunya ditancapkan ditanah saja?”
“nggak usah, malah kelamaan… kamu pegang saja”
“tolong jangan sampai meleset pak ya”
“iya, saya janji”
“kalau sampai kena saya??”
“ya… saya akan sampaikan ke istrimu kalau kamu adalah prajurit yang gagah berani…”
“…..”
“nggak usah, malah kelamaan… kamu pegang saja”
“tolong jangan sampai meleset pak ya”
“iya, saya janji”
“kalau sampai kena saya??”
“ya… saya akan sampaikan ke istrimu kalau kamu adalah prajurit yang gagah berani…”
“…..”
Hati Yang Lembut, Sikut Yang Keras
Di sebuah hotel seorang pria tanpa sengaja menyikut seorang wanita dan
berkata: “Aduh, maaf beribu maaf. Jika hati anda selembut dada anda,
anda pasti akan memaafkan saya.”
Wanita tersebut membalas: “Jika “ANU” anda sekeras sikut anda, saya ada di kamar 603.”
Wanita tersebut membalas: “Jika “ANU” anda sekeras sikut anda, saya ada di kamar 603.”
Arti Sebuah Persahabatan
Andi : “Sejak Dodo, teman akrab saya pindah ke sekolah lain, saya jadi malas jajan ke kantin sekolah.”
Rudi : “Wah, sampai begitu besarkah rasa persahabatan di antara kalian?”
Andi : “Tidak juga. Hanya selama ini Dodo yang membayar bila kami jajan di kantin.”
Rudi : “Wah, sampai begitu besarkah rasa persahabatan di antara kalian?”
Andi : “Tidak juga. Hanya selama ini Dodo yang membayar bila kami jajan di kantin.”
Kaya Tujuh Turunan
Di Lorong sempit di tengah kota nampak 2 pengemis sedang asyik ngobrol.
Pengemis 1: “seharian kita mengemis, kok ya ga bisa buat beli mobil ya ? eh…ngomongin soal orang kaya, gue ini sebenarnya keturunan orang kaya, harta peninggalan keluarga kami nggak akan habis dimakan tujuh keturunan!”.
Pengemis 2: “Lha trus kenapa elo jadi kere dan ngemis kaya gini?”.
Pengemis 1: “Gue keturunan kedelapan…”
Pengemis 1: “seharian kita mengemis, kok ya ga bisa buat beli mobil ya ? eh…ngomongin soal orang kaya, gue ini sebenarnya keturunan orang kaya, harta peninggalan keluarga kami nggak akan habis dimakan tujuh keturunan!”.
Pengemis 2: “Lha trus kenapa elo jadi kere dan ngemis kaya gini?”.
Pengemis 1: “Gue keturunan kedelapan…”
Ngiler Itu Sih Biasa
“Aku kesal pada penyakitku,” keluh Andi pada sahabatnya.
“Lho, memang kau kena penyakit apa, Di?” tanya Dino
“Itu, kalau tidur aku suka ngiler,” sahut Andi malu-malu.
“Oh, itu sih biasa, Di,” sahut Dino menenangkan.
“Biasa bagaimana?” tanya Andi heran
“Namanya orang tidur, kan tidak bisa meludah.”
“Lho, memang kau kena penyakit apa, Di?” tanya Dino
“Itu, kalau tidur aku suka ngiler,” sahut Andi malu-malu.
“Oh, itu sih biasa, Di,” sahut Dino menenangkan.
“Biasa bagaimana?” tanya Andi heran
“Namanya orang tidur, kan tidak bisa meludah.”
Humor dari : gudanghumor.com
Kamu punya humor? bagikan humormu itu ke teman-temanmu. Kirimkan humor kamu ke dinding Facebook Fanpage Kumpul Remaja
0 komentar