Oleh : Rozi Kembara
I
Kuciptakan kamar dari malam yang terbakar
Berbaring didalamnya sambil mengingatmu
Dengan Sebelah kepala yang sakit
Sebuah bayang-bayang tegak di tembok yang remang
Di atasnya kutulis segala yang telah berlalu
Percakapan singkat, pesan-pesan pendek, buku-buku
Juga pertemuan yang sama sekali tidak terencana
Di kamar yang tercipta dari malam yang terbakar
Kamu memutuskan untuk menjauhiku
Seperti sebagian besar keberuntungan
Tak, apa, mejauhlah dariku, sebab jarak
Akan mengajarkan bagaimana menjadi
Seorang pecinta yang tulus
Mengasuh kesetiaan di belantara dunia yang kelabu
Karena jarak akan mematangkan rindu
Sebab pertemuan dan perbincangan yang berlebih
Bakal membawa kita pada perasaan yang hambar
Menggiring kita menuju hasrat yang kelewat menggebu
Lantas lekas menjadi abu
II
Waktu adalah sungai yang mengalir dalam ruhku
Mengantarkan repihan usia, juga nasib yang susah sekali dibaca
Di sana kularungkan ingatan sepasang matamu yang selalu biru
Gemetar suaramu yang lentur itu, serta panorama tubuhmu
Yang melebihi kesucian doa-doa
Seperti jiwa yang kelak kembali ke hulu cahaya
Aku akan kembali kepadamu bukan sebagai lelaki
Bukan sebagai pecinta yang keras kepala
Tapi sebagai puisi yang terkelupas dari kata-kata
Kembali kepadamu sebagai ruang kosong
Yang ikhlas menerima dan melepas
Puisi Rozi Kembara dari HorisonOnline
Itulah Puisi 'Kamar dari Malam yang Terbakar' karya Rozi Kembara.
Pengen tulisan kamu terbit di Kumpul Remaja? Silakan kirimkan tulisan kamu di Facebook Fanpage Kumpul Remaja atau di komentar di bawah postingan ini. Sertakan identitasmu baik itu facebook, twitter atau blog kamu.!
0 komentar